Minggu, 29 Agustus 2010

Posted by Unknown | File under : ,
Setelah berpikir beberapa waktu yang lalu, akhirnya aku memutuskan untuk memulai posting karya-karya orang(sastrawan) lain. Dan tentu saja beserta identitas pengarang jika ada, karna memang aku kadang menemukan artikel karya sastra yang anonim entah dari browsing maupun dari kertas-kertas bekas pembungkus tempe dan lain-lain.

Semoga sobat-sobat blogger atau pembaca yang tersesat di blog sederhana ini merasa ada penyegaran kembali(refresh) otak. Setelah melihat-lihat tulisan sebegitu banyak adalah murni tulisanku yang tentunya jauh tertinggal entah dalam konteks estetika maupun etika dalam berkarnya.

Hmm, capek juga memainkan jempol di atas tombol-tombol ponsel ini. Hehe

Wish all of you enjoy this new entry. :)

Nuwun

Klaten, 29 Agustus 2010

Sabtu, 21 Agustus 2010

Posted by Unknown | File under : , ,

Pendek usia sudah berkasih
Di atas kasur kalian berdalih
Ingin tidur malah bertindih
Lendirpun mancur beralih


“Tubuh kalian gemetar?”
“Gemetar”
“Apa kalian tak sadar?”
“Sadar”
“Lalu mengapa kalian terkapar?”
“?”


Pendek usia sudah bercinta
Kedip matapun tlah berkata,
“Ayo kita bercinta!”
“Ayo melepas tahta!”


Mencoba mendaki bukit tinggi
Tanpa lelah bersusah payah
Sampai di ujung mengapa terjun?
Nafas berdesah tubuh melengah


Dalam malam tangan menyulam
Lilin padam mukapun legam
Inikah tepian dari jaman
Banyak mojang tak perawan



Tangerang, 30 Agustus 2007


Posting ini sengaja aku repost karena memang aku mulai mengurutkan tulisan-tulisanku dari awal. Semoga Anda tidak bosan, terima kasih :)

Senin, 16 Agustus 2010

MEMORI 27 MEI 2006



Apa yang kau rasa saat ini
Setelah kau lahir kembali
Usai terbunuh di usia yang belum senja
Oleh goyangan badan yang memabukkan
Goyangan tubuhmu memabukkan benar
Hingga membuat kami terkapar
Tak sedikit kami terlempar
Masuki sunyi bumi yang menghampar
Tanpa lagu kau berderu
Membawa tangis dengan bengis
Seperti ombak yang terus berontak
Tak berkata namun berteriak
Coba dengarlah kawan
Kami disini tak sendirian
Ditemani hantu-hantu yang beterbangan
Melayang menuju peraduan
Coba menghampiri jasad yang mati
Namun tak mampu tuk kembali
Bagai asap ingin memeluk api
Belum didapati malah pergi
Sesaat angin lebat bersahabat dengan malam pekat
Para penghuni ungsikan diri
Ingin berhangat mereka merapat tapi tak juga mata lekat
Tersebab nurani masih berlari
Berhari tanpa pendar
Berharap bulan menatap nanar
Saat alam tak bisa berkawan
Bencanapun tak mampu tuk dilawan
Ho… ho… saat itu tanah memerah
Serupa darah ia memerah
“Memang itu darah!”
Ujarku dengan asa yang punah
“Samakah rasa satu dengan yang lain kala itu?”
Tanyaku dalam hati
Lalu kujawab sendiri
“Tentulah tidak. Ada yang marah ada pula yang haru”
Kawan negeri ini hanya mati suri
Setelah bergema Tahlil dan Yassin kau kembali
Saat mayat-mayat tak lagi sekarat
Usai para pelawat memberi amplop tanpa surat
Negeri ini hidup kembali
Dengan kenangan yang tersimpan
Entah kapan pasti terungkap lagi
Kenangan berpindah tangan
Kawan negeri ini hanya mati suri
Diri inipun jadi saksi
Gempa yang terjadi 27 Mei
Tak pernah terbayang ini kan terjadi

Tangerang, 29 Agustus 2007


Catatan ini aku tulis ketika aku tengah terdampar di Tangerang tepatnya di Kec. Larangan
Aku tak tahu mengapa ketika aku jauh dari kampung halaman dan keluarga tercinta aku teringat tragedi yang memilukan kala itu. Bumi bergetar, menyapu bersih sebagian besar bangunan yang angkuh berdiri dengan congkaknya. Juga saudara-saudara kita yang sejatinya lemah dan tak mampu bertolak dari kuasa Illahi..

Minggu, 15 Agustus 2010

Posted by Unknown | File under : , , , , ,
Kaulah jawaban semua mimpiku
Sempurnakanlah hidupku dengan cintamu
Topanglah tubuhku saatku merasa lemah
Papah diriku saat kutak mampu beranjak

Hidupku kan berarti jika ada kasih di hati
Duniaku kan berhias saat cinta bersemi
Jangan pernah merasa tak mampu
Tuk ulurkan segenggam rasa padaku

Usah kau ikuti aliran batin
Sebab dia tak selalu nyata
Lawanlah hembusan nurani
Dan coba tuk mengenal cinta

Jawablah bisikan cintaku
Dengan lakuan yang ayu
Tuntunlah semua jiwamu
Menari bersama jiwaku

Kita usir sepi bersama
Kita ukir takdir berdua
Lepaskan semua rindu
Duduk bersama tuk melagu

Tangerang, 27 Agustus 2007
Posted by Unknown | File under : , , , , ,
Sekian lama kutapaki jalan terjal
Aku tetap berdiri
Meski kakiku makin terpaku kaku
Kubisa bergerak

Aku akan tetap berdiri
Selama ruhku belum beranjak
Aku kan selalu bergerak
Selama jasadku masih tegak
Jangan kau paksa aku tuk berhenti
Wahai suara dalam hati
Jangan kau cegat semua langkah
Wahai gejolak dalam jiwa
Asaku takkan pudar
Harapku takkan padam
Usahlah kau coba menguji
Aku akan tetap berdiri

Tangerang, 27 Agustus 2007

Sabtu, 14 Agustus 2010

Hai para veteran!
Kalian tlah menjadikan negeri ini bebas dari iblis-iblis penjajah. Kalianlah aktor theater laga nyata. Ya, theater... Karna sekali berbuat salah dalam beraksen tak bisa begitu saja minta untuk diulang. Itulah yang terjadi padamu, sekali mati dalam laga takkan pernah bangkit lagi.

Kalian serahkan jiwa raga demi kebebasan, dan memang itulah yang didapat. Namun, apa yang terjadi?
Hingga saat ini, pahlawankah kalian?
Tak banyak yang tahu bahwa kalian itu pahlawan. Sebab begitu banyak otak yang berpikir bahwa pahlawan hanyalah para pejuang yang berpangkat dan gugur dalam arena juang.
Bahkan aku rasa penguasa-penguasa negeri inipun demikian juga benaknya.
Mestinya mereka malu, masih saja mereka berlomba-lomba untuk mengisi perut sendiri dengan butir-butir nasi milik kita orang-orang yang hanya berada di bawah kaki mereka. Mereka seakan menutup mata di depan kita.
Mereka tak lagi malu makan di depan gelandangan yang kelaparan. Karna mereka tlah mati nalar, indera mereka tlah rusak tak berfungsi lagi.

Kini hidup kalian tak ubah layaknya orang-orang renta yang menjadi beban negara. Bedanya, beberapa dari kalian mempunyai tanda jasa. Yang kurasa bukan itulah yang kalian ingini.

Mimik muka dan mata yang sayu saat mendengar dan menyaksikan kisah perjuangan tlah banyak bercerita betapa hatimu begitu bergejolak.
Mungkin jika diberi pilihan, kalian akan memilih kembali hidup seperti dulu. Dimana orang-orang dapat bersatu dan membulatkan tekad tujuan, membuang jauh-jauh istilah individualisme.

Aku tahu apa yang kau rasakan saat itu.
Namun kuhanya bisa merasa dan membayang. Aku tak mampu berbuat, apalagi untuk menjadi seperti kalian. Aku rasa kukan mati lebih cepa karna jiwaku tak kuasa menahan rasa untuk dimengerti.

Tangerang, 19 Agustus 2007

Jumat, 13 Agustus 2010

Posted by Unknown | File under : , , , , , , ,
Tengah malam kududuk di depan pintu
Yang menjadi saksi bisu kisah hidupku di Tangerang ini
Sambil menghisap asap sebatang Sampoerna Kretek
Kugerakkan penaku
Pada secarik kertas bergaris
Yang membentuk sebuah buku
Buku yang kudapat karna campur tangan Tuhanku
Ya, campur tangan Tuhanku
Sebab buku ini kuperoleh
Setelah Tuhan menggetarkan Bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah
Pada Sabtu pagi 27 Mei tahun lalu
Ingin kutulis bait tentang kebahagiaan
Namun kutak kuasa melakukannya
Tersebab yang kurasakan saat ini hanya derita
Kebahagiaan tlah lama pergi dari hidupku
Entah kapan lagi kudapati
Diiringi nyanyian seekor jangkrik
Kuterus menggeser penaku
Dari kiri ke kanan, memenuhi setiap baris kertasku
Kutap peduli apa kata mereka tentang apa yang kutulis
Ku tetap menyeret penaku
Meski puluhan serangga penghisap darah hinggap di tubuhku
Dan mengambil setetes darah di dalamnya

Pun akhirnya kuakhiri gerak penaku
Dengan membubuhi kota dan tanggal hari ini
Tangerang, tiga belas Juli dua ribu tujuh

Tangerang, 13 Juli 2007

Kamis, 12 Agustus 2010

Untuk postingku yang ke-51 ini atau sebenarnya jika diurutkan dari tulisan-tulisan di bukuku adalah yang ke-25 aku sengaja memberi tajuk (saatnya terhenti), mungkin kalian bertanya-tanya mengapa hal ini aku lakukan.

Hal ini memang sengaja aku lakukan karena aku merasa tak selayaknya aku publikasikan tulisan yang ke-15 ini, tersebab sebenarnya tulisanku yang satu ini berisi ungkapan kekesalan dan kegeramanku kepada seorang sahabat yang melupakanku dalam keterpurukanku dan kini ia telah tiada selamanya.

Jikapun aku publikasikan akan membuatku tersiksa oleh perasaan menyesal dan bersalah. Setelah sekian lama aku simpan semua kenangan dalam kalbuku, hingga anganku pun tertuju pada takdir kelam itu. Ya, takdir kelam, legam. Aku tak kuasa mengungkap kegetiran yang kurasa, tak sanggup menguak kengiluan luka di dada.

Untuk sahabatku, selamat jalan. Takkan pernah aku melupakan saat-saat indah bersamamu :(.

Rabu, 11 Agustus 2010

Posted by Unknown | File under : , , , , , ,
Masih pantaskah kumenunggu
Satu keajaiban menghampiriku
Lepaskanku dari belenggu
Yang kian buat kaku jasadku

Dalam kesunyian kusendiri
Memaksa penaku tuk menari
Dibayangi takdir legam
Di tengah kelamnya malam

Masih pantaskah kumenunggu
Datangnya bahagia dalam dukaku
Lepaskanku dari belenggu
Yang mendekap erat tiap sendiku

Dalam rintik hujan kumenangis
Karna nadiku serasa diiris
Berharap air mata ini pergi
Hingga tiada lagi duka di hati

Tangerang, 13 Juli 2007
Maafkan kutak mampu
Menepis segala egoku
Kutlah membuatmu menangis
Kutlah membuatmu terluka
Tergores oleh angkuhku

Andai semua kembali
Kala kau sunggingkan senyuman
Ketika indah matamu menatapku
Penuh arti...

Inilah penyesalan
Mereka bilang penyesalan tiada arti
Tak begitu bagiku
Penyesalan membuatku berubah
Ia tlah ajarkan padaku
Bagaimana menghargai hati

Karna onggokan hati dalam tubuhkupun merasakannya
Namun ku butuh waktu tuk pulihkan
Luka yang kubuat sendiri

Saat itu kuingin kita
Satukan kembali hati
dan sempurnakan hidup
dengan cinta yang pernah padam

Tangerang, 12 Juli 2007

Senin, 09 Agustus 2010

Posted by Unknown | File under : , , , ,
Kembali kumerasa resah
Saat ruang gelap tak dapat kuarungi
Ketika cahaya terang tak lagi datang
Tambatan pun tak dapat kuraih
Langkahku kian gontai
Kembali kutersesat dalam cerita hidupku
Kaki inipun terasa teringkuh kukuh
Hingga tak mampu kubergerak
Melepas bayang-bayang kepedihan

Tangerang, 12 Juli 2007
Posted by Unknown | File under : , , ,
Kudengar samar nyanyian sang binatang malam
Nyanyikan lagu yang tak kumengerti sampai kapanpun
Betapa kutak mampu menguak tabir kehidupannya
Kehidupan yang terasa begitu beda
Dengan ketiadaan pancaran mentari
Andai saja ada sang bulan yang gantikannya malam ini
Ku takkan merasa sepi
Kukan lagukan kisah hidupku bersamanya

Tangerang, 08 Juli 2007
Posted by Unknown | File under : , , ,
Duduk kusendiri
Menatap sang gelap yang tak pernah beranjak pergi
Gelap dan gelap yang kudapati
Meski terpancar terang
Karya Thomas Alfa Edison
Namun takkan mampu terangi hatiku
Karena sejatinya hatiku tlah buta
Tak mampu lagi melihat hidup

Tangerang, 06 Juli 2007

Sabtu, 07 Agustus 2010

Posted by Unknown | File under : , , , ,
Lihat! Lihatlah semua padaku!
Lihatlah jasadku! Kalian pasti anggap aku masih hidup
Tapi... Sejatinya aku tlah mati
Aku bak mayat yang hidup
Jiwaku tlah mati
Terbenam dalam penderitaan
Hidupku tak berarti
Kuterlahir dalam ketidaksempurnaan
Hidupku selalu penuh derita
Padahal kuingin buat ibuku tersenyum
Kuingin buat ayahku bangga
Kuingin buat kakak dan adikku tertawa, bahagia
Sungguh keinginan yang tak pernah kutemui
Dalam kisahku selama ini

Tangerang, 02 Juli 2007

Jumat, 06 Agustus 2010

Posted by Unknown | File under : , , ,
Masih kumeratapi takdirku
Takdir kelam, suram
Kadang ingin kupecahkan saja kepala ini
Karena kutak sanggup lagi
Mendengar cemooh mereka
Melihat mereka tertawa
Ha... Ha...
Aku ikut tertawa, lalu terdiam
Sehina yang mereka anggapkah diriku?
Ya, aku pantas ditertawakan
Mereka tak salah
Aku terlalu hina
Hingga hidupku terasingkan

Tangerang, 02 Juli 2007

Kamis, 05 Agustus 2010

Posted by Unknown | File under : , ,
Berjalan kusendiri, di tengah kegalauan hati
Bukan tanpa tujuan
Kuingin mengisi kehidupan
Kuingin seka air mata Ibuku, dengan jemariku yang kaku
Kuingin buat Bapak tersenyum, dari derita di sungsum
Namun, terasa lelah kaki ini, hingga kubersandar
Untuk pulihkan sendi, pun akhirnya kusadar
Betapa kutak mampu bergerak
Tanpa kehadiranmu
Wahai Tuhanku
Tolonglah hambamu

Tangerang, 16 Maret 2007
Posted by Unknown | File under : , ,
Semua kata coba kucari
Sepenggal kalimat coba kugali
Namun tiada bisa kutemui
Coba kulukiskan indahnya Idul Fitri
Coba kulagukan merdunya bedug takbir
Kuhanya bisa berucap,
Mohon maaf lahir dan batin

Klaten, 22 Oktober 2006
Posted by Unknown | File under : , , ,
Hatiku bergejolak
Ketika kembali kau hadir dalam penantianku
Cinta, cemburu dan nafsu selalu iringi
Permainan kehidupan yang lelah
Kadang kurasa ini tak adil bagiku
Namun mungkin inilah akhir kehidupanku
Yang selalu terasing, disudutkan pada ketololanku sendiri
Ketidakmampuanku semakin siksa diriku
Yang tak mampu mengungkap
Sepenggal rasa yang beriku kesejukan
Meski hanya sejenak
Satu saat kucoba
Kais serpih-serpih harap
Yang tlah terbuang untuk kusatukan
Dan kupersembahkan kepada dirimu, namun kuragu
Dapatkah kau terima dan kau jadikan
Sesuatu yang dapat mengilhami jalan pikiranmu

Klaten, 13 Oktober 2006

Rabu, 04 Agustus 2010

Posted by Unknown | File under : , ,
Malam sunyi menuntun angan
Kembali masuki ruang terang
Dimana angkuh batu dapat terkoyak
Pun ombak mampu bersenandung
Melagukan kidung cinta
Membuai pikirku tuk masuk
Namun semua hanya sisakan rindu dalam kalbu

Andai semua dapat kau dengar
Andai semua dapat kau rasa
Sejuta angan kan terbuang
Kan tercipta keajaiban dalam hati

Namun ini bukan akhir perjalanan hidup
Pergolakan panjang masih menghadang
Rintangan tak henti memberi irama
Pada sebait kisah perjalanan hidupku
Entah dimana ujungnya berada

Coba kucari tepian, tuk sejenak sandarkan tubuhku
Yang tak mampu tolak gejolak hati
Dan tak kuasa bergerak tuk kikis kepedihan

Semua tlah hilang
Coba lari kukejar waktu
Tuk kembali ke masa itu
Namun belenggu ini terlalu pekat
Hingga terkubur dalam pusara jiwa

Klaten, 12 Oktober 2006
Posted by Unknown | File under : ,
Malamku sunyi sepi
Bulanku pergi terlalu dini
Pun lagu malam tak kudengar
Hatiku nanar, gusar
Pelita kecilku yang terang tlah hilang

Klaten, 15 Mei 2006
Posted by Unknown | File under : ,
Mati sudah asa di jiwaku
Pupuslah impianku
Hilang jua akal dan nalarku
Tersibak angkuhnya dinding gelap
Bilur-bilur harap yang tersisa tiada lagi
Remuk sudah

Klaten, 13 Mei 2006
Posted by Unknown | File under : ,
Kuterjaga dari lelapnya penantian
Bangun dari lelah pengharapan
Seakan tiada jawab
Namun setitik harap
Selalu terbesit dalam anganku
Selalu pengaruhi pikirku
Hati dan jiwaku kesepian

Klaten, 11 Mei 2010
Posted by Unknown | File under : , , ,
Apa yang kau rasa, apa yang kau pinta?
Hingga kau berbeda
Adakah yang salah, perlukah diubah?
Ah, entahlah...
Mungkin dalam diammu
Terbesit kedamaian
Tapi akankah itu
Yang harus kau lakukan?
Kembali...
Kembalilah, aku sudah lelah
Menatap kebisuan dan kehampaanmu


Klaten, 11 Mei 2006

Selasa, 03 Agustus 2010

Posted by Unknown | File under : ,
Kulayangkan anganku
Menembus cakrawala
Yang membentang putihnya nuansa
Andai kumampu terbang
Menelusup sendi-sendi norma hidup
Kukan lepaskan duniaku
Yang penuh dengan kemunafikan
Mungkin disana kutemukan... Kedamaian...

Klaten, 05 April 2006
Posted by Unknown | File under : , ,
Kubantah hatiku
Kutepis asaku
Walaupun hatiku pilu
Namun tetap kulukiskan indah wajahmu
Dan kubiarkan semua cinta dalam jiwaku membeku

Klaten, 05 April 2006
Posted by Unknown | File under : , ,
Kubunuh asaku
Kuingkari nalarku
Meski hatiku mencoba berontak
Harap dan pintaku tak lagi terucap
Sungguh tiada lagi yang tersisa dari jiwaku
Yang tertinggal hanya jasadku
Yang kini membeku
Ya Allah berikan petunjukmu

Klaten, 05 April 2006
Posted by Unknown | File under : ,
meredup-menyesak-menikam jiwa-mengikis kalbu-meluluh rasa-menusuk pikir-menjejak nalar-hilangkan akal-tinggalkan bara-asa kan pudar-ingkarkan gejolak rasa

Klaten, 05 April 2006
Posted by Unknown | File under : ,
Ketika tak dapat menyapamu,
kukan mati
Ketika tak mampu menggapaimu,
kukan hancur

Hancur, lebur
Hilang, terbang
Kukan jaga dunia
Kujaga dari kegelapan hati nurani

Klaten, 05 April 2006
Posted by Unknown | File under : ,
Kuterjebak dalam keindahan
Yang membuatku tak merasa
Kelamnya dunia
Kutlah hilang,
Hilang dari keangkuhan hati

Klaten, 05 April 2006
Posted by Unknown | File under : , , ,
Meski surya sinari bumi
Hingga pancarnya hangatkan hati
Meski embun pagi basahi tanah
Hingga tetesnya segarkan jiwa
Bijak hatiku tlah terampas
Terguncang dan luruh dalam kehampaan
Tenggelam dalam kesunyian
Betapa kutak mampu
Menerobos kegelapan hatiku
Yang terhimpit dalam angkuhnya jiwa

Klaten, 29 Maret 2006

Senin, 02 Agustus 2010

Posted by Unknown | File under : , , ,
Resah kurasa, bak terasing
Dalam ruang gelap tak bertepi
Kucari-cari seberkas titik cahaya
Yang sesaat datang
Namun akhirnya terbang, menghilang
Coba kuraih tambatan
Sebagai pedoman langkah gopohku
Yang kian gontai
Pun akhirnya kuterjatuh dalam penyesalan
Hingga hidupkupun terbuang
Lenyap dengan sia-sia
Mampukah kubangkit lagi?
Dengan kaki-kaki ini
Tanpa campur tanganmu
Kurasa takkan mampu
Oh... Tuhan! Tolonglah...

Klaten, 13 Februari 2006
Posted by Unknown | File under : , , ,
Mulai saat ini aku akan membuka kembali 3 buku dengan lembar-lembar bergaris(bantuan usai musibah gempa bumi 27 Mei 2006 melanda Jogja dan Jateng yang meratakan tempat tinggalku) yang telah penuh oleh goresan penaku. Tulisan yang sama sekali tak rapi, namun selalu mengisi ranselku tatkala bepergian jauh untuk beberapa hari.

Kata-kata yang bertautan dan tertata sesuai pemikiran segumpal otak dalam kepalaku ternyata telah memenuhi baris demi baris lembaran kertas itu hingga ratusan judul. Kumpulan kertas bergaris yang terselimuti sampul/cover foto sesosok anak sekolah dengan sepeda ontelnya.

Aku selalu menyematkan lokasi dan tanggal di setiap baris terakhir tulisanku agar setiap aku membacanya kembali menjadi teringat suasana kala itu, dan semua itu memang sesuai dengan apa yang aku pikirkan. Aku selalu teringat betul situasi ketika aku meliukkan penaku di atas kertas yang tlah kusam karna tiap hari aku buka dan belai lembar demi lembar yang ada.

Mungkin untuk sebagian besar orang menganggap apa yang aku jadikan teman tatkala sepi melingkupi tak ubahnya tumpukan buku rombeng yang sudah selayaknya ditimbang dan dijual kiloan untuk didaur ulang. Aku tak peduli dengan pendapat mereka, bahkan mungkin Anda. Bagiku, buku itu adalah kekasihku

Hmm, ternyata sudah cukup panjang juga aku memberikan uraian yang agaknya nggak jelas dan membingungkan. Haha. :D

Dan akhir kata, wassalam

Klaten, 03 Agustus 2010
Agustus 2010 - hello guys how to healty, i will try to how to tips healty Agustus 2010, i would give you some tips for healty.

check it out :
tips :

lihat juga


Agustus 2010